Revitalisasi Bahasa Daerah: Festival Tunas Bahasa Ibu untuk Bahasa Seran (Seram)

Revitalisasi Bahasa Daerah: Festival Tunas Bahasa Ibu untuk Bahasa Seran (Seram).

Gorom, 11 November 2024 – Dalam rangka melestarikan dan menghidupkan kembali bahasa daerah, Festival Tunas Bahasa Ibu untuk Bahasa Seran (Seram) resmi dibuka hari ini di Desa Kataloka, Kecamatan Gorom. Festival ini memperlombakan lima mata lomba, yaitu Lomba Membaca Pidato, Lomba Membaca Dongeng, Lomba Menulis Cerpen, Lomba Stand Up Comedy, dan Lomba Menyanyi. Kegiatan ini berlangsung selama dua hari, mulai dari tanggal 11 hingga 12 November 2024, dengan berbagai kegiatan yang bertujuan untuk memperkuat penggunaan Bahasa Seran (Seram) di kalangan masyarakat, khususnya generasi muda.

Pada hari pertama, mata lomba yang dilombakan adalah Lomba Membaca Pidato, Lomba Membaca Dongeng, dan Lomba Menulis Cerpen. Acara ini dihadiri oleh Sekretaris Daerah Kabupaten Seram Bagian Timur, Kepala Dinas Pendidikan, Kebudayaan Kabupaten Seram Bagian Timur, perwakilan Balai Bahasa Provinsi Maluku, serta beberapa pimpinan OPD lainnya, yaitu Raja Negeri Kataloka, Raja Negeri Ondor, Kapolsek Gorom, KUA, UPTD, serta para kepala sekolah se-Kecamatan Pulau Gorom dan Gorom Timur, bersama tokoh agama dan tokoh masyarakat setempat. Festival ini secara resmi dibuka oleh Sekretaris Daerah Kabupaten Seram Bagian Timur.

Festival ini berlangsung selama dua hari berturut-turut, dengan tim penilai yang dikoordinir langsung oleh Kantor Balai Bahasa Provinsi Maluku. Kegiatan ini merupakan hasil kolaborasi antara Kantor Balai Bahasa Provinsi Maluku dan Dinas Pendidikan, Kebudayaan, Pemuda, dan Olahraga Kabupaten Seram Bagian Timur.

Kepala Dinas Pendidikan, Kebudayaan, Pemuda, dan Olahraga Kabupaten Seram Bagian Timur menyatakan, "Kami telah menuntaskan tiga kamus bahasa daerah yang sudah terdaftar di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Kamus-kamus tersebut disusun oleh tim Universitas Pattimura dari Kantor Balai Bahasa, yang kebetulan ketua timnya adalah Dr. Iwan Rumalean. Kamus Bahasa Gorom, Kamus Bahasa Geser, dan Kamus Bahasa Banggoi ini telah mendapatkan lisensi dan terdaftar di Kementerian Pendidikan."

Beliau menambahkan, "Kenapa harus kamus? Karena dengan kamus inilah kita akan dorong dalam bentuk kurikulum muatan lokal. Insya Allah, ke depan kami akan menyusun lagi kamus-kamus bahasa daerah yang lain."

Festival Tunas Bahasa Ibu ini diharapkan dapat menjadi awal yang baik untuk upaya pelestarian Bahasa Seram dan menjadi contoh bagi daerah lain dalam menjaga bahasa dan budaya lokal mereka.